American Flatland Association (AFA)

Kejuaraan BMX hampir 2 tahun, terhitung sejak pandemi melanda, belum menemukan titik terang untuk tingkat internasional yang bisa mempertemukan antara rider dari berbagai negara secara offline,karena border atau penerbangan yang ditutup dan dibatasi. Banyak kejuaraan yang ditunda seperti halnya Olimpiade Tokyo dan Fise World yang mana itu merupakan kejuaraan tingkat internasional atau world cup untuk BMX freestyle. 

 

Sebelum pandemi, biasanya para rider selalu bertemu pada event-event yang di selenggarakan secara offline, dengan kemeriahan dan perjalanan yang sangat mengasyikkan bagi para rider bisa traveling ke negara-negara lainnya. Sebut saja Fise, setiap tahun memiliki beberapa round seperti ke China, France, Budapest, dan Canada. Biasanya beberapa rider yang memiliki sponsor atau dukungan dari pemerintah bisa berkeliling dunia untuk tour mengikuti kejuaraan tersebut. 

 

Banyak sekali kejuaraan yang tertunda selama rentang waktu 2019-2020. Namun era pandemi tidak mampu membunuh semangat para pencinta olahraga BMX ini. Terbukti, dalam 2 tahun ini banyak event organizer atau organisasi BMX yang terus berpikir bagaimana menemukan solusi agar terus bisa menumbuhkan dan membuat kejuaraan di era pandemi saat ini secara online, seperti 2020 Fise, online kompetisi dengan hadiah yang sangat besar untuk tingkat internasional.

 

Di indonesia pada 2020 melakukan kejuaraan virtual secara online dengan regulasi protokol pemerintah yang diikuti oleh seluruh rider di Indonesia. Asosiasi BMX Indonesia yang bekerjasama dengan Kemenpora dan Formi berhasil menggagas video kompetisi yang berhasil menimbulkan trend sepeda di Indonesia sebagai solusi olahraga di era pandemi saat ini, videonya berhasil dilihat lebih dati 1 juta view seluruh Indoneisa. Suatu hal yang sangat membanggakan dan upaya yang patut diapresiasi.

 

Pada 2020 saya dipilih menjadi salah satu juri perwakilan Indonesia yang mana pada saat itu ada 3 juri: Malaysia, Indonesia, dan saya yang berada di Australia. Pihak live th noise "LTN" membuat suatu program virtual event yang mana event scara live yang dilakukan di beberapa lokasi yang berbeda dengan mengkombinasikan aplikasi zoom dan youtube, disiarkan secara langsung dan melakukan penilaian live oleh para juri, dan itu mencapai keberhasilan yang luar biasa dalam menumbuhkan semangat para rider di seluruh kota di Indonesia. 

 

Hal tersebut juga terjadi di beberapa negara dan benua seperti Australia dan Amerika, untuk terus menumbuhkan prestasi BMX di tingkat internasional. Dan memberikan semangat pada rider BMX di belahan dunia.

 

Di Australia pada tahun 2020 untuk kejuaraan Melbourne Flatland Scene, yang beberapa tahun saya menjadi top 3 pada kejuaraan tersebut, dengan berat hati harus dilakukan secara digital kompetisinya. Kelas yang dilombakan sangat terbuka, bukan hanya untuk rider yang berada di Austaria, namun terbuka luas untuk rider dari negara lainnya. Salah satu peserta seperti Kio Hayakawa, rider terbaik asal Jepang, ada pula RNZ Viaje dari Philipina, dan masih banyak lainnya.

 

Pada kejuaraan online Down Under Ground 2020 (DUG) saya masuk pada kelas open dan berhasil menduduki peringkat 13 besar pada kejuaraan tersebut, lolos dalam final dan masuk ke dalam nominasi. Tentu ini suatu hal yang membanggakan di era pandemi dengan segala keterbatasan, dan aturan yang membuat kita semua stres namun saya tetap selalu mencoba berkarya dan berprestasi dengan apa yang saya mampu, untuk bisa membanggakan negara dan keluarga. 

 

Untuk AFA, yaitu American Flatland Association pada 2020 juga menggelar kejuaraan digital secara online, namun dengan kesibukan yang ada saya tidak sempat mengikuti kejuaraan tersebut.  Nah, saat tahun 2021 AFAkembali digelar, tepatnya Maret lalu, saya mencoba langsung untuk meregistrasikan diri untuk bisa masuk ke dalam kelas profesional, yang mana pada kejuaraan online tersebut banyak kategori dan kelas yang dipertandingkan seperti kids, women, oldschool, master, expert, dan pro.

 

Setiap kelas dibatasi hanya 30 riders dari seluruh negara dan yang terbaik yang akan bisa masuk ke dalam kejuaraan tersebut, dan saya akhirnya bisa masuk ke dalam kualifikasi 30 besar BMX Flatland di kelas pro untuk tingkat internasional. hampir lebih dari 15 negara yang terdaftar dan saya bangga bisa membawa nama Indonesia di kelas pro bersanding dengan para rider legend seperti Matt Wilhem dan Teryy Adams, suatu hal yang tak masuk akal menurut saya, karena 15 tahun yang lalu saya masih melihat dan mulai belajar BMX Flatland hanya dari video mereka di VCD, dan saat ini bisa berkompetisi di tingkat yang sama walaupun digelar secara online. Bagi saya ini sudah suatu hal yang membanggakan.

 

Saya melihat perkembangan BMX Indonesia yang sangat baik. Pada kategori expert rider asal Bekasi, Ian mampu menduduki peringkat 2 final result itu adalah hal yang sangat luar biasa di tingkat internasional, dan Stefanus Bayu asal Jogja di peringkat ke 7, yang mana Bayu pada kejuaraan online yang dilakukan di Indonesia mendapatkan peringkat 1 tingkat nasional di sesion ke-1. Bahkan sahabat saya asal Banten, Ainul Fajri asal Pandegang berhasil masuk di peringkat 9 masuk dalam 10 besar. Di kelas expert di kejuaraan online American Flatland Association dan mampu bersaing dengan rider-rider dari negara lainnya. Hal ini membuat saya bahagia dan terus yakin bahwa para rider dan anak muda Indonesia sangat berbakat dan sangat mampu untuk bersaing di tingkat internasional bukan hanya di olahraga BMX, nantinya pasti mereka akan mampu bersaing dalam bisnis dan pola pikir. 

 

Aturan yang diberikan dan penilaian untuk kelas pro adalah 3 menit run terbaik dan akan dinilai dari berbagai penilaian di antaranya trick original, tingkat kesulitan, konsistensi, flow dan variasi trick roda depan dan roda belakang. Banyak hal yang harus diperhatikan di level pro dan persaingan dengan para rider yang sudah memiliki jam terbang yang sangat tinggi. 

 

Pada kelas pro yang saya ikuti, dari 30 peserta yang terdaftar saya hanya mampu berhasil di peringkat 23, bagi saya semangat berkompetisi yang penting, urusan menang kalah adalah hal yang biasa atau sama saja, saya sadar belum cukup dan masih banyak trick yang harus saya kejar dan lebih kerja keras lagi untuk bisa masuk ke top 10 atau top 5 di internasional, namun saya sudah bangga melihat generasi BMX Flatland Indonesia bisa top 3 di expert class, ke depan pasti akan mampu bersaing di level teratas.

 

Peringkat 23 yang saya dapatkan memang hal yang sudah maksimal saya berikan, dengan deadline waktu yang diberikan saya tidak mampu memberikan link pada waktu yang diberikan oleh panitia penyelenggara. Karena jika kita tidak bisa mengirimkan video mungkin kita akan didiskualifikasi, jadi saya walaupun mengetahui belum bisa memberikan run yang baik, saya tetap mencoba memberikan agar tetap bisa membawa nama baik Indonesia di level atas dan internaisonal. 

 

Pro Class Results! Congratulations!

 

1. Teryy Adam – Amerika (USA)

2. Mat Wilham – Amerika (USA)

3. Pakphum Poosa-art – Thailand

Top 3 yang sangat luar biasa, dengan level yang sangat baik di dunia BMX flatland, Toon atau Pakphum Poosa-art yang sering datang ke Indonesia untuk bertanding di kejuaraan IOXC dan bertemu di event internasional lainya seperti Jepang, Malaysia, France, memberikan run yang sangat baik, 3 menit dalam 1 run full, hal yang sangat luar biasa membawa Asia Tenggara di level dunia. Dia memberikan harapan bagi kita sahabat BMX di Indonesia bahwa kita juga mampu di tingkat internasional dengan terus berusaha dan bekerja keras