MOOMBA FESTIVAL

Hai, Indonesia...

Apa kabar teman-teman di sana?

 

saya harap semua sehat dan selalu bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.Saya ingin berbagi cerita pada minggu lalu mengenai event dan apa yang sudah berlaku di negara Australia khususnya kota Melbourne tempat saya tinggal sekarang.

 

Sejak akhir 2019 kita dilanda pandemi covid-19, banyak sekali kegiatan dan aktivitas kita yang terganggu. Apa lagi untuk kerumunan atau event-event outdoor. Hampir satu tahun semua ditutup dan diberlakukan pembatasan untuk akses dan lain-lain, membuat kita semua seperti dikurung dan susah untuk bergerak. Banyak informasi yang saya dapatkan mengenai peraturan selama pandemi di sini sejak tahun lalu.

 

Sekarang pada 2021 saya ingin berbagi kebahagiaan kepada teman-teman di Indonesia. Di Australia sangat banyak kemudahan walau pandemi melanda, seperti bantan pemerintah dan peraturan yang tidak terlalu memberatkan kepada penduduknya selagi mengikuti aturan. Saat ini Australia khususnya di Melbourne sudah bebas tidak lagi menggunakan masker. Kafe, tempat beribadah, mall, pertemuan dan event juga pesta sudah bisa digelar seperti normal kembali. Namun sedikit menyesuaikan dengan aturan baru yang diberlakukan. Seperti pengisian data diri juga border yang masih ditutup untuk warga negara asing yang ingin ke Australia. 

 

Kali ini saya ingin berbagi kepada teman-teman di Indonesia yang berfokus pada industri kreatif seperti event olahraga, musik atau art and clothing. Harapan ke depan sangat baik dan akan sangat membaik. Bisa kita lihat dari negara-negara maju yang bisa mengatasi pandemi dengan baik. Mudah-mudahan di Indonesia secepatnya bisa mengadopsi aturan seperti di sini.  


Minggu lalu saya hadir dan mengikuti kegiatan lomba BMX pada festival yang sangat besar di Melbourne yaitu "Moomba Festival", mungkin dihadiri lebih dari 10 ribu pengunjung selama 4 hari. Pada tahun 2020 festival Moomba masih digelar secara normal karena festival ini merupakan festival tahunan yang mendatangkan banyak pengunjung dan melibatkan banyak kegiatan di dalamnya, seperti bazzar, kompetisi komuniats, pawai, permainan, kuliner, musik dan lain lain.  

 

Saat berbincang panitia Moomba mengatakan terlaksananya festival ini tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat. Tahun lalu Moomba berjalan 2 minggu sebelum lockdown total di Melbourne tepatnya bulan Februari. Beruntungnya tahun 2021 ini bernasib baik bisa diselenggarakan sampai selesai.

 

Saya ingin berikan sedikit gambaran bagaimana rules pada event di Melbourne di era pandemi seperti ini. Mungkin dan mudah-mudahan bisa menjadi referensi dan memberikan gambaran untuk event di Indonesia bagi teman teman yang ingin meggelarnya pada waktu yang akan datang. 

 

Event yang dilakukan seperti mana biasanya dengan berbagai konten di dalamnya, seperti hiburan, musik, permainan, bazzar, kuliner dan perlombaan komunitas seperti BMX, skateboard, scooter, yang membedakan dari tahun sebelumnya dengan tahun ini adalah semua orang harus masuk pakai aplikasi online untuk mendapatkan ticket "freepass" sebagai pengunjung, tenant (penyewa/panitia), atau peserta. Untuk pengunjung sangat dibatasi termasuk peserta, peraturan ini merupakan suatu cara agar event tetap berjalan dengan baik agar mengurangi penyebaran dan kontrol yang sangat baik. Karena jika tidak diberlakukan pembatasan mungkin akan sangat membeludak pengunjung karena semua orang ingin datang ke event festival karena sudah 1 tahun seperti dikurung dalam rumah.

 

Semua area dibatasi pagar "barikade" dan ada 1 gate entry poin atau pintu masuk untuk bisa diakses orang-orang yang harus melakukan pendataan, dan beberapa pintu keluar lainnya yang tersebar. Untuk freepass terbagi berbagai macam seperti tenant, atlet, pengunjung biasa dan VIP.

 

Saya melakukan registrasi pada perlombaan BMX secara online, jadi dengan mudah mendapatkan akses freepass untuk masuk ke festival tersebut sebagai atlet. Namun saat H-7 saya mencoba mengecek secara online untuk mendapatkan ticket masuk ke dalam festival tersebut ternyata sudah full pengunjung untuk 4 hari. 

 

Tiket yang disebar secara online dan bisa dibooking ini semuanya gratis tanpa biaya. Namun ada batasan per hari dan per session, setiap kita hendak membooking tiket untuk khusus pengunjung kita memiliki jadwal yang dibatasi tanggal dan jam, waktu kunjungan. Jadi pengunjung yang masuk ke dalam area festival setiap 3 jam sekali akan di rolling atau disterilisasi untuk keluar area, dan area semua alat permainan fasilitas, dll., disteril oleh crew dan tenant dengan handsanitizer dll, baru pengunjung berikutnya yang sudah memiliki freepas siap mengantre di luar untuk bergantian masuk sampai 3 jam berikutnya. Semua ini agar di dalam area tetap teratur dan terjangkau pergerakan masanya. Mungkin setiap session kurang lebih ada 500-1000 orang di dalam area tersebut. Per hari bisa ada 3 session: pagi, sore, dan malam. 

 

Sebelum kita memasuki area festival, di gate entry kita akan diminta untuk scan barcode dari kamera ponsel lalu akan nge-link ke web dan mengisi berbagai data diri seperti alamat, email, no. hp, juga termasuk pertanyaan-pertanyaan seperti apakah kita pernah berinteraksi dengan orang yang terinfeksi covid-19, banyak juga pertanyaan umum yang harus kita isi seperti alamat dan lain-lain. Hal tersebut untuk mendapatkan data pengunjung dan bisa mendeteksi secara online jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan. 

 

Setelah di dalam area festival kita masuk ke area seperti merasakan berada di event normal biasanya, hiruk-pikuk acara, teriakan pengunjung di permainan, dan para penjual bazar, namun yang membedakan tidak terlalu padat oleh pengunjung karena dibatasi, dan beberapa peraturan seperti jaga jarak 1,5 meter atau gunakan masker jika memungkinkan, juga fasilitas handsanitizer. 

 

Semua hal tersebut peraturan dan hal-hal teknis menuntut panitia untuk bisa mengikuti perkembangan di era digital dan pembatasan akses agar pengunjung tetap nyaman dan aman dalam kegiatan festival. Saya sangat bahagia bisa berada pada festival tersebut merasakan lagi keramaian dan menghirup udara segar di suasana event di Australia, dan berharap ke depan semua akan kembali membaik agar bisa terus berkreasi dengan kreativitas yang kita miliki. 

 

Hal tersebut saya perhatikan ini kemungkinan akan bisa kembali berjalan di semua ngara namun hanya menerapkan sedikit peraturan dan rules baru yang harus kita ikuti dan lakukan. Saya berbagi artikel ini untuk memberikan harapan dan semangat kembali kepada teman-teman yang bergerak di industri kreatif, event orginizer, dan sebagainya. 

 

Pada kejuaraan bmx yang saya ikuti, saya sangat bahagia dan bangga bisa bertanding bersama beberapa rider top dunia, seperti Lewis Mills, Alec Danelutti, dan banyak lagi. Saya bahagia bisa bermain bersama dan bisa melihat kemampuan mereka secara langsung. Berbincang dan menyapa. Itu sudah membuat saya sangat bahagia. Dan memberikan harapan terus untuk bertumbuh. Level permainan profesional yang sangat baik membuat saya ingin terus meng-upgrade permainan dan penampilan agar bisa terus masuk ke level yang lebih baik lagi.

 

Saya sedikitnya sudah dikenal sebagai atlet BMX Asia dari Indonesia yang sering mengikuti kejuaraan di Melbourne, Australia yang berciri khas memainkan flatland di sela-sela kompetisi, hal tersebut memberikan kesan berbeda dan memberikan hiburan bagi para penonton pada perlombaan tersebut.

 

Tujuan saya mengikuti kejuaraan bukan hanya ingin berprestasi menaiki podium, saya lebih untuk bisa berbaur bersama rider yang ada di Australia bisa dikenal membawa nama baik negara Indonesia dan menjalin network untuk masa depan. Atau kemudian hari. Saya bangga dan bahagia bisa berkompetisi di event yang ditunggu oleh beberapa rider di Australia ini!