Tiga tahun lalu saya sudah mulai berpikir untuk mendalami makna puasa bukan hanya sebatas menahan lapar dan minum. Saya ingin mencari tahu rahasia puasa karena pahalanya hanya Allah sendiri yang akan membalasnya tanpa diberitahu seberapa besarnya itu.
Ngaji filsafat membuat saya terus menunggu episode demi episode bahkan saya mendengar hampir semua yang menurut saya menarik di episode sebelumya yang sudah tersedia di Youtube MJS Channel. Suara Pak Faiz yang khas membuat saya mudah mengerti dan perlahan masuk ke dalam hati, bukan hanya rasionalisasi pada akal yang sebelumnya sering saya dengar istilah-istilah yang saya dapatkan dari sumber lain.
Berbicara puasa, ibadah ini bukan hanya bagi umat Islam justru banyak orang terdahulu sudah melakukan puasa sebagai jalan kehidupannya, bisa dijumpai juga pada agama lain yang mewajibkan puasa. Bahkan puasa bukan hanya diwajibkan kepada manusia, tumbuhan di Australia saat winter misalnya, ia berpuasa untuk tumbuh hijau. Ia akan tumbuh dan hijau pada musim panas dan musim semi. Indah pada waktunya. Banyak juga binatang yang berpuasa seperti ular dan ayam juga ulat sebelum menjadi kupu-kupu. Pasti sangat besar rahasia yang terkandung di dalam puasa. Jika saja kita mau berpikir.
Puasa ini bukan hanya menahan lapar dan minum. Puasa (shiyam) secara harfiah terbentuk dari akar kata صام – يصوم yang berarti imsâk (menahan), shamt (diam tidak bicara), menahan nafsu menahan marah sudah pasti menahan yang berlebihan apa pun itu. Puasa itu setengah dari sabar, dan sabar itu setengahnya dari keimanan. Jadi jika kita ingin dikatakan sebagai orang yang beriman maka kita wajib bersabar dan di dalam sabar itu kita wajib berpuasa (menahan diri dari sesuatu).
Puasa merupakan ibadah yang istimewa. Mengapa? Karena ibadah puasa urusannya langsung kepada Allah yang hanya bisa mengetahuinya, ini adalah perkata batin. Puasa merupakan peperangan terhadap nafsu yang masuk melalui makanan yang menjadi syahwat dalam diri, jelas kita harus berusaha menahan nafsu makan, nafsu berhubungan, dan nafsu lainnya. Penundukan nafsu ini upaya agar tak lagi menyusu. Membelenggu setan agar tidak mengendarai nafsu dalam diri kita. Diriwayatkan dari Shafiyah dikutip dari Kitab Ihya' Ulumiddin karya Imam al-Ghazali, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Setan itu berjalan dalam aliran darah keturunan Adam. Maka persempitlah ruang geraknya dengan cara menahan lapar (puasa)."
Secara rasional, jika kita lapar pasti yang dipikirkan ya makan, padahal, menurut saya saat lapar justru kita akan kreatif, berbeda jika dalam kondisi perut kekenyangan. Biasanya timbul rasa malas jika makan berlebihan.
Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151).
Selain itu, ada pula hadist Dari Abū Hurairah r.a. [dilaporkan bahwa] ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Allah Ta‘ala berfirman: Setiap amal anak Adam (manusia) adalah untuk dirinya, dan ganjaran kebaikan itu dilipatkan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Dia adalah untuk-Ku dan Aku yang membalasnya (dengan tanpa batasan). Orang yang berpuasa itu meninggalkan makanan dan syahwatnya demi Aku, dan meninggalkan minuman dan syahwatnya demi Aku. Maka puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku membalasnya [HR adDārimī].
Jika kita mampu menyelami makna di dalam ibadah puasa, kita akan banyak menemukan banyak konteks di dalamnya seperti: kepatuhan, pelatihan, pengorbanan, pensucian, perjuangan, keikhlasan, dan hikmah rahasia mengetahui keterbatasan diri dan merasakan kepedulian sosial.
Masih banyak lagi rahasia puasa yang berdampak pada kesehatan juga psikologis dalam kehidupan kita. Ini yang menarik dan sangat masuk ke dalam pikiran saya bahkan saya mampu mengukur di mana dimensi puasa saya dan harus bisa terus meningkat.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin membagi tiga tingkatan puasa:
Pertama, puasa untuk level umum yaitu hanya mencegah perut dan kemaluan dari memenuhi keinginannya. Kita semua mengawali puasa hanya pada level ini tanpa memandang aspek-aspek menahan dari yang lain. Puasa hanya mendapatkan lapar dan haus saja. Hatinya belum ikut berpuasa dan mungkin masih mengerjakan maksiat seperti mengikuti hawa nafsu.
Kedua, puasa khusus yaitu berusaha mencegah pandangan, penglihatan, lidah, tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh lainnya dari perbuatan dosa. Puasa di level ini bukan hanya menahan perut dan kelamin, namun anggota tubuh yang lain sudah mulai diajak berpuasa, tak lagi usil atau menyakiti orang lain, semisal dengan tidak berkomentar di medsos atau melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang kurang bermanfaat.
Ketiga, Puasa paling khusus (shaumu khususil khusus) yaitu puasa menahan hati dari segala cita-cita yang hina dan segala pikiran duniawi serta mencegahnya daripada selain allah Swt. secara keseluruhan. Untuk puasa yang ketiga ini disebut batal bila terlintas dalam hati pikiran selain Allah Swt. dan hari akhir.
Puasa tahap ketiga ini menurut Imam Ghazali merupakan puasanya para Nabi, orang-orang siddiqin, para aulia, dan para wali pilihan Allah Swt. Menganggap batal apabila memikirkan hal-hal yang bersifat dunawi. Kecuali masalah-masalah dunia yang mendorong ke arah pemahaman agama, karena hal tersebut dianggap sebagai tanda ingat kepada akhirat.
Sekarang kita harus mulai minimal mampu berpuasa di level khusus, mampu membawa semua anggota tubuh berpuasa menahan dari perbuatan yang berlebihan dan hal tak berguna, sambil pelan-pelan belajar puasa hati dari mementingkan perkara duniawi, dengan sering mengingat Allah dengan berzikir terus-menerus.
Dewasa ini, kita sangat sulit berpuasa dari media sosial. Banyak hal yang kita lihat dan banyak berita yang tak harus kita dengar dan baca, yang belum tentu kebenarannya, dan itu harus coba kita hindari, mungkin juga kita perlahan-lahan belajar berpuasa meninggalkan media sosial dan handphone. Mungkin lidah dan tangan kita tak memukul dan berbicara, tapi komentar kita yang kita ketik melalui handphone yang kita tuliskan itulah lidah dan tangan kita berbicara, tetap terbawa nafsu.
Selain kira harus mencoba harus berpuasa dari media sosial dan handphone, pikiran kita pun harus dilatih juga berpuasa dari memikirkan hal-hal yang sudah dijaminkan oleh Allah seperti rezeki dan makanan untuk berbuka. Kita belajar tidak takut atau tidak bingung untuk makan apa dan uang dari mana setiap harinya. Bukan berarti tidak bekerja dan tidak mempersiapkannya, tapi belajar puasa dari memikirkannya agar hati kita tidak gundah karena pikiran-pikiran dunia.
Bukan hanya sah atau tidak puasanya, tapi puasanya berkualitas dan istimewa. Rahasia puasa itu karena manusia derajatnya di atas hewan kita memiliki akal dan di bawah malaikat tingkatanya karena memiliki hawa nafsu. Jika kita tak mampu berpuasa atau menahan nafsu, maka kita akan terjatuh ke level seperti hewan yang mengikuti nafsunya saja, namun jika kita berhasil berpuasa menundukan nafsu maka kita akan terangkat ke tingkat malaikat yang mampu dekat dengan Allah.
Kalau kita mampu mengalahkan nafsu dan menundukan godaan setan dalam diri kita, insyaAllah kita akan menjadi manusia yang sempurna. Barangkali itulah salah satu alasan Allah mewajibkan kita berpuasa di bulan Ramadan agar kita naik ke level malaikat dan bisa dekat dengan-Nya. Itulah cintanya Allah kepada kita, memanggil kita untuk bersama-Nya.
Mudah-mudahan pada puasa tahun ini kita bisa terus memperbaiki kualitas puasa kita ke tingkatan yang lebih tinggi, hingga menghasilkan akhlak yang mulia, menjadikan sifat kita penyayang dan pemurah, menjadi manusia yang disiplin bukan hanya lahir, batin juga kita tenang karena mampu menundukan nafsu dan syahwat menjadi manusia yang sederhana. Pastinya akan menjadikan jasmani kita sehat dan meningkatnya maqam ruhani kita.
20 / 03 / 23
Medindie adelaide Australia