CAK NUN

Mbah kita yang sudah sangat lama menyiram tumbuhannya tanpa henti dan tak kenal lelah, sudah saatnya Mbah melihat tumbuhannya sedikit demi sedikit terlihat mekar yang akan membayar kelelahan Mbah, membuat bahagia dunia dan akhirat.

Sekarang kita bersama-sama persilakan ke Mbah untuk bersantai dan melihat tumbuhannya sedikit bercerita tentang perjalanannya dan air cahaya yang diberikan telah banyak berdampak dan mengubah pada cara kembang tumbuhannya ini.

Yang pertama kita cerita mengenai cinta, Mbah mengajarkan kita dan membawa kita pada dunia cinta bahkan membawa kita untuk masuk ke dalam cinta, cinta segitiga yang diajarkan Mbah sangat romantis, antara kita dengan baginda Nabi Muhammad Saw. dan Allah Swt., ini merupakan kisah cinta sejati yang akan membawa kita semua kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Bagaimana tidak, dengan cinta kita kepada Nabi kita akan mengikuti semua sunahnya dan perjalanannya dan Nabi akan mengajak kita untuk sampai pada pemilik cinta sebenarnya hingga menemuinya, cinta yang diberikan dan kita rasakan di saat muda kepada pasangan anak atau keluarga itu hanya baru setetes rasa cinta yang diberikan kepada kita agar kita semua merasakan bagaimana nikmatnya cinta.

Sampai pada akhirnya jika kita sudah kenal dan merasa bagaimana bahagia dan indahnya cinta, perasaan akan tumbuh untuk lebih spesial cinta yang sudah kita pelajari yang kita jalani akan mulai kita rasakan kita persembahkan kepada sang Nabi yang membayar yang berkorban seluruh hidupnya hanya untuk kita, barulah kita akan merasakan dan berhak membalas cintanya yang luar biasa kepada umatnya.

Setelah kisah cinta kita bersemi bersama Nabi barulah kisah cinta kita akan diangkat dan dibawa kepada Sang Pencipta cinta tersebut, kita diajak masuk ke dalamnya, ke dalam gelombang cinta yang luar biasa indahnya, tak pernah terbayangkan oleh mata dan tak terpikirkan oleh akal betapa bahagianya jika kita bisa sampai ke dalam gelombang cinta segitiga itu, jatuh cinta kepada pencipta cinta.

Memang semua perjalanan cinta itu tak semudah yang kita atau saya tuliskan ini, untuk belajar cinta biasa saja kita harus dibayar dengan sakit hati dan benci, maka sudah barang pasti cinta kita kepada Nabi akan dibayar dengan hal yang tak mudah, cinta kepada Nabi dibayar dengan kemiskinan (fakir) bukan miskin uang atau diukur tak memiliki harta, justru jalannya adalah dengan sangat banyak harta tapi tak mengakui dan tak merasa memiliki pada harta, juga fakir terhadap ilmu, ilmulah harta yang paling luar biasa berharga,  jalan cinta ialah kita haus dan tak pernah cukup terhadap ilmu-ilmu atau cahaya-cahaya cinta itu karena terangnya dan indahnya itulah yang membuat perjalanan cinta ini terus haus dan terus ingin mencari cahaya ilmu itu.

Bagaimana kisah cinta selanjutnya bersama Allah Swt. sebagai pencipta cinta, maka perjalanannya akan lebih sulit bukan hanya fakir tapi akan ditukar dengan bencana yang besar, cintanya harus dibayar dengan biaya yang besar tak ternilai harga dan tak terjangkau angka, ditukar dengan hal-hal menyakitkan menurut akal pedih menurut mata namun indah jika sudah terbuka. Maka bencanalah bayaran untuk cintanya siapa saja ingin mengejar atau masuk ke dalam cintanya siap-siap dengan tantangan rintangan ujian yang akan menipa justru jika kita selesai dengan semua itu kita barulah akan masuk ke dalam puncak cinta segitiga yang seperti saya jelaskan di atas.

Beberapa tahun lalu saya menyadari cintanya sangat luar biasa, saya temukan di Adelaide setelah 4 tahun saya berpisah dengan kedua putra saya yang jagoan dan ibu tercinta untuk menukar dengan perjalanan cinta yang luar biasa, kepedihan dan kesedihan harus dibayar untuk merasakan panggilan dan merasakan betapa cintanya sangat berharga. Itu baru dimensi batin belum lagi materi yang tak pantas disebutkan dan diuraikan karena aurat bagi saya karena itulah kisah cinta bersamanya.

Kedua kita berbicara maiyah, istilah maiyah saya temukan dalam perjalanan saya mencari Tuhan, saya pergi jauh ke Australia dan berkeliling ke semua kota hanya untuk mengenal-Nya. Maiyah dan Mbah Nun juga Kiai Kanjeng yang membimbing saya untuk terus bisa ke jalan yang lurus bersama frekuensi dan getaran rohani membawa saya ke getaran cinta seperti sepeda yang membawa tubuh ini ke mana pun pergi, maiyah membawa saya selalu terbang ke alam rohani.

Istilah Maiyah saya teringat pada abad 17 di era Kesultanan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa, ada ulama sufi yang luar biasa jam terbangnya bukan saja masyhur di nusantara ia pergi ke banyak negara di antaranya Afrika, Selon Philippine, Arab Saudi dan banyak lagi, ialah Syekh Yusuf Al-Makasari dari Goa Makassae, ulama sufi besar nusantara yang sangat berjasa pada penyebaran Islam di tanah Banten juga Afrika.

Satu pusakanya yang diberikan kepada Sultan Banten merupakan kitab Zubdahtu Asrar (Intisari Rahasia) dua pesan luar biasa yang diberikan pada Sultan Banten era itu ialah Ihatoh dan Maiyah (meliputi dan bersama).

Yaitu meliputi dan bersama, itulah pemahaman atau dalam ihsan yang dikenal dalam tasawuf atau rukun ihsan yang diperkenalkan oleh malaikat Jibril saat bertemu dengan Nabi Muhammad Saw. merupakan musyahadah dan muriqobah (menyaksikan atau berdekatan) dimensi ini yang harus dicapai setiap manusia untuk merasakan Allah meliputi seluruh alam atau merasakan Allah selalu bersama dengannya di mana pun berada, itulah kunci yang akan menjaga manusia terus pada jalan yang lurus. Maka Mbah Nun pada abad 21 ini mengenalkan kita dengan maiyah yaitu bersama kita semua bersama sampai hakikat kita yang selalu bersama Allah dan Nabinya, ajarannya/sunahnya.

Mungkin ini sedikit yang bisa saya kisahkan tentang perjalanan yang sangat panjang dan akan terus berlangsung masih banyak pengalaman-pengalaman atau kesaksian-kesaksian mengenai cintanya dan keindahannya yang tak akan bisa disebutkan.

Inilah tumbuhan yang ingin Mbah lihat dari generasi muda yang baru lahir pada era milenial dan mampu menguraikan keautentikan perjalanannya dari sepeda yang membawanya mengenal kepada Allah, berjalan di tengah belantara hutan sendirian.

Terima kasih Mbah Nun, engkau selalu di hati.

 

Qantas Business Class Flight.

Townville – Brisbane 2/7/23.